About

Search This Blog

Sunday 28 June 2009

Jaripun butuh libur

Ada Cerita Neh ::


Ibu jari kiri Wawan, 31 tahun, mendadak ngilu, tidak bisa digerakkan. Awalnya dia menganggap itu hanya kelelahan biasa. Ketika cuti, karyawan perusahaan swasta itu bermain PlayStation lima hari berturut turut. Wawan bisa nongkrong di depan layar PlayStation lima jam sekali main tanpa jeda. Di depan layar bermain itu Wawan lupa waktu, lupa istirahat, juga mengabaikan nyeri ringan yang sebenarnya pelan-pelan menyerang kedua jempolnya.


Nyeri itu disangkanya hanya sementara, atau paling banter nyeri karena keseleo lantaran sebab-sebab yang tidak disadarinya. “Tapi kok keterusan.” Ia mengeluh karena nyeri itu menghambat pekerjaannya, yang mengharuskan dia banyak mengetik. Dua tukang pijit yang mengurutnya tak bisa mengatasi. Kedua tukang pijit itu mengatakan tak ada yang salah dengan ibu jarinya.

Wawan mulai berpikir ada sesuatu yang serius dengan nyeri jempolnya. Maka pergilah ia ke dokter. Benar saja, dokter menyatakan Wawan terkena carpal tunnel syndrome, atau lebih dikenal sebagai sindrom terowongan karpal. Hal yang sama dikatakan fisioterapis sebuah klinik fisioterapi. Klinik fisioterapi itu meresepkan obat saraf untuk Wawan. Jempol tangan Wawan memang membaik selama beberapa hari. Berikutnya, kambuh lagi.

Keluhan yang nyaris sama dirasakan juga oleh Sigit, pedagang nasi goreng yang biasa mangkal di sekitar Masjid Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat. Telapak tangannya bengkak dan empat jarinya–kecuali kelingking–tidak bisa digerakkan. Berbeda dengan Wawan, Sigit belum memeriksakan tangannya ke dokter meski keluhan itu telah dirasakannya selama sepekan.

Ahli saraf dari Klinik Triosada Jakarta, Hermawan, mengatakan sindrom terowongan karpal biasa menyerang orang yang dalam pekerjaannya banyak menggunakan pergelangan tangan. Seperti ibu-ibu rumah tangga yang sering mencuci, pemain piano, atau orang yang terlalu lama di depan komputer ataupun PlayStation.

Sindrom terowongan karpal juga bisa disebabkan oleh adanya penyakit lain sebagai bentuk komplikasi. Misalnya, diabetes melitus, perubahan hormonal khususnya pada wanita hamil, kegemukan, hipotiroid, arthritis rheumatoid, lupus eritematosus sistemik, gout, cedera, dan faktor keturunan.

Terowongan karpal adalah lorong atau terowongan yang terbentuk mulai dari ujung lengan bawah melalui tulang-tulang pergelangan tangan dan berakhir pada tulang-tulang telapak tangan atau tulang-tulang karpal. Sindrom karpal terjadi karena pembengkakan jaringan di sekitar saraf yang menekan saraf medianus, yakni tendon dan tenosynovium di dalam terowongan karpal. Sedangkan pembengkakan terjadi akibat peradangan pada jaringan di sekitar saraf medianus.

Tertekannya saraf medianus akan menghambat kecepatan hantar pada serabut saraf sehingga menimbulkan berbagai gejala pada tangan dan pergelangan tangan. Penderita akan merasa kesemutan atau kebas pada pergelangan tangan ibu jari, telunjuk, jari tengah, dan sebagian jari manis. “Sindrom terowongan karpal tidak akan menyerang jari kelingking,” kata Hermawan, Jumat lalu di Jakarta. Tak hanya kebas, jari-jari akan terasa panas dan nyeri, terutama malam hari.

Jika gejala-gejala itu sudah terasa, kata Hermawan, penderita harus segera memeriksakan diri ke dokter. Hermawan meminta agar penderita tidak mengabaikan keluhan ini. Tak main-main, jika diabaikan, sindrom ini bisa mengakibatkan kelumpuhan.

Ada beberapa tindakan medis jika seseorang terkena sindrom karpal. Yang paling ringan adalah menyuntik terowongan karpal. Bisa juga dengan memberi penyangga pergelangan tangan dengan pelat pergelangan tangan (wrist splints). “Agar pergelangan tangan bisa istirahat,” ujar Hermawan. Idealnya, pelat dipasang selama satu hingga dua pekan. Jika dua cara itu belum juga bisa mengatasi, jalan terakhir yang harus dilakukan adalah pembedahan.

Akan halnya Wawan menjalani terapi di luar tiga cara itu. Tangannya dimasukkan ke air, lalu ditembak dengan sinar ultrasonik. “Rasanya sakit,” kata Wawan. Herwaman membenarkan cara itu pun bisa dilakukan untuk mengatasi sindrom ini.

Sindrom terowongan karpal ini bisa dicegah dengan cara tidak berlama-lama menggerakkan pergelangan tangan. Hermawan menganjurkan, tidak lebih dari 5 jam. Istirahatkan pergelangan tangan selama 15 menit setiap 3 jam.

Ketika gejala sindrom terowongan karpal sudah terasa, agar tidak semakin parah, lakukan beberapa latihan peregangan. Latihan dilakukan sebelum memulai pekerjaan dan pada saat-saat istirahat. Latihan peregangan ini diperkirakan dapat mengurangi kebutuhan tindakan pembedahan hingga 50 persen.

0 komentar:

Post a Comment